Dipikir-pikir

Dipikir-pikir kok aku malah lebih mudah 'jatuh' pada apa yang membuat aku hingga berpikir "Waah~"

is not all about physiclly but the knowladge. I think is important eventhough i can deny, physic is more interresting.

Setelah aku bincang-bincang sama Buchou, eh kita punya kesamaan.

Kita suka cowo yang cerewet, bukan cerewet kayak cewe, ngomentarin ini itu.

Cuman.. Ngimbangin kalo aku lagi ngomong. Orang aku ngomong nya ngaler ngidul. Jadi siap-siaplah yang mau jadi pacar aku #preet

dia..,

Orang yang pintar(ga usah iq na 200, hanya pintar me manage, menjalani hidupnya seperti apa) engga menggurui tapi membenarkan.
Orang yang bisa ngasih aku lampu ketika aku hanya punya lilin.
Orang yang bisa ngasih peta dunia, ketika aku hanya punya peta kadester.
Orang yang bisa menambahkan ketika aku bingung dan merasa kekurangan.
Orang yang selalu bisa bikin aku terkagum-kagum dengan dirinya, idenya, tawanya dia yang mungkin sewaktu-waktu semakin manis.

Gak perlu banyak hal, aku hanya butuh kualitas dalam berbicara.
Meski konteksnya hanya berkisar dari apa yang aku tahu atau dia tahu.

Meski kata orang lain membosankan, tapi buat aku atau dia, itu sangat menyenangkan sekali.

Aku harep aku bisa nemuin, ga mau muluk-muluk harus seperti diatas. Tapi dia bisa diandalkan ketika aku bareng dia, him the enough thing for me.

Yah its gettin night bye bye, oyasuminasay minna ^______^b
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Dipikir-pikir"