(Semi) Puisi -Aku tak mengerti
Sayang, ketika
kita sedang duduk menikmati rintik hujan saat sore hari di teras rumah berdua,
aku merasa kau mengikat ku untuk tidak merasa kehilangan gravitasi saat kau di
dekatku.
Aku tak mengerti
mengapa bisa begitu.
Sayang, ketika dengan
pelan tangan mu menyelusup dan menyatukan tangan kita menjadi satu dalam
genggaman, sayang.. pipiku terasa memanas, dan tubuhku bergetar.
Aku tak mengerti
mengapa bisa begitu.
Dengan apa diriku
mengerti dirimu sebenarnya?
Dalam diam?
Kita dalam diam? Dalam keheningan?
Keheningan yang menetramkan sepertinya.
Maka saat aku berbalik melihatmu saat ini, saat kita duduk
berdampingan maka aku percaya binar mata matamu akan membalas, menjawab lebih dari
sejuta kata, menjawab lebih sejuta dari sebuah hasrat.
“Aku sayang kamu.”
Itu yang tersirat, aku mengangguk dan menyandarkan kepalaku
di bahumu, mencium wangi tubuh yang menguar dari mu, kepalaku teras penuh
sekaligus ringan hanya karena mu detik ini juga.
0 Response to "(Semi) Puisi -Aku tak mengerti"
Posting Komentar