Tampilkan postingan dengan label drabble. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label drabble. Tampilkan semua postingan

Iya ya?

Apa yang menyakitkan?




Ck, kamu tanya?






Aku tidak bisa membalas.



CK, iya aku tahu.




Aku cuman bisa memandang.


Tapi tidak bisa kamu rasakan?








Apa?

Apa? Apa harus kubilang kalau kamu tersenyum diam-diam di hari setiap kita bertemu.







Kamu ke ge-er an.



Iya mana pernah yah?
Iya mana pernah.
Kamu?












Kita.


 16/1/2015 18:06

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Hai~ /ONE SHOOT/

"kamu jangan sedih dong."

itu yang kubilang dalam hati, atau cuman jemari tangan yang kuremas ketika melihat mu sendirian duduk di kursi kelas. Ingin nya puk-pukin kamu, tapi aku hanya bisa puk-puk-in kamu dalam hati.

aku terlalu banyak berperang hari ini. dengan diri sendiri, ingin nya sih dengan mu, biar ramai sekalian. Tapi apa yang bisa kurapkan. kau  dalam diam dan menggumul sendirian dengan layar hape.

"mau jus? apa mau es krim? aku lagi baik nih."

itu yang kubilang dalam hati, lagi.

aku cuman bisa menghela napas, bingung. campuran dari penasaran, sedih, pusing dan kangen. kangen? iya melihat kamu duduk sendirian dan diam, mulutku terasa gatal,  lengan ku terasa pegal ingin memeluk mu erat-erat.

"kamu kenapa? cewek kamu lagi ngambek ya?"

haaaaaaaaaah~ ini sama sekali tidak membantu. aku melirik mu diam-diam (Seperti selama setahun belakangan ini kulakukan tiap hari sih) dan ikut tertawa bersama teman di pinggir bangku, sekadar tidak ingin "kelihatan" saja sih, bahwa pikiran ini ingin nya menenangkan mu dan duduk disamping mu meski tidak melakukan apa-apa.

sebenernya aku ini sok-sok tahu nya kebangetan, sok tahu dari mana dia sedang marahan dengan cewek nya? bukan karena sengaja scroll up timeline di path atau twitter kok. cuman intuisi.. atau tebakan beruntung mungkin dari display picture salah satu media sosial kepunyaan nya.

yeah~ sudahlah.

aku menundukan kepalaku di bangku sambil memejamkan mata. tiba-tiba aku ngantuk atau terasa sengaja pengen tidur saja, ah aku tidak tahu.
teman-teman ku masih sibuk ngobrol, sesekali mereka bertanya "kamu kenapa?" aku bales aku ngantuk tapi mereka sudah mengajak pergi ke kantin karena guru nya tidak datang.

"iyaaaaaaaaa.." balas ku. Dengan lunglai aku beringsut dari bangku kesayangan pergi menyeret kaki, dan (sedikit) memutar mata mencari sosoknya yang telah hilang.

hee dia kemanaaa? hhhhng..

aku menunduk kelas, mataku tiba-tiba pegal, pusing ngantuk dan kangen... haa kangeen tadi sudah melihat dia juga tetep aja kangen.

"Dir..."

aku melirik di samping pintu kelas.

"hai~"

dia memanggil namaku sembari tersenyum,

aku melambaikan tangan padanya sambil ikut tersenyum dan melambaikan tangan.

"hai~~~"

aku mendekat padanya, tanpa memedulikan teman-teman yang mulai berbisik dan berlalu.

"jadi mau minum jus apa es krim?"

dia tertawa tanpa berkata-kata, dan begitu juga aku.

END~


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Drabble - TETSUYA (The wind covers you up)

“Tunggu…”

Lelaki itu berbalik, kedua matanya menyipit ketika melihat gadis mungil itu perlahan menujunya.

“Bisakah aku menciumu?” Kata gadis itu. Suara terdengar bergetar terdengar seperti gumpalan permen kapas yang sudah lama dibiarkan dan  jauh didalamnya terdengar sebuah pengharapan.

Lelaki itu tersenyum aneh, dan terlihat akan memalingkan tubuhnya untuk pergi.

“Dengar.. aku akan mati besok, bisakah kau mencium ku? Ah.. tidak, hanya menempelkan bibirmu padaku, apa kau bisa?” Pinta gadis mungil itu. Kini bukan hanya suaranya yang bergetar namun kedua tangan nya sesekali  bergerak sendiri seperti robot yang sedang dikendalikan. Begitu ringkih.

Anak lelaki itu kembali melihat gadis itu. Tubuhnya mungil seperti boneka kelinci berwarna putih. Pipinya memerah selaras dengan syal yang melilit dilehernya. Rambut hitam panjangnya bergerai-gerai mengikuti arah angin.. terlihat jatuh, begitu indah.

“Aku..” dan saat satu kata itu datang, gadis itu melucuncur lebih cepat dari kekuatan cahaya, dengan cepatnya ia menjijitkan tubuhnya menarik kerah seragam anak lelaki itu, dan mencium bibir lelaki itu dengan bibir mungilnya.

“Ah..” lenguh suara anak lelaki itu pelan, sebelah tangan nya menyentuh mulutnya setelah bibir gadis mungil itu terlepas.

Gadis mungil itu kemudian tersenyum, sangat manis bahkan untuk momen ini lelaki itu bertaruh bahwa ia tadi menemukan kelopak-kelopak bunga sakura yang harusnya berjatuhan dua bulan yang lalu tadi tengah menghujani tubuh gadis itu.

“Terimakasih..” Ucapnya, dan ketika ia menunduk, anak lelaki itu melihat sepasang bulir air mata yang jatuh ke tanah membentuk tetesan yang pecah disana.
“Terimakasih sekali lagi, selamat tinggal.” Ucap gadis itu terakhir kali sebelum akhirnya ia pergi dan meninggalkan anak lelaki itu sendirian dengan bayangan kelopak bunga sakura masih menghujani tubuh gadis itu  ketika ia pergi.

Wushhhh~~~ semilir angin memeluk tubuh anak lelaki itu, dan menghantarkan bau tubuh gadis mungil itu sepanjang jalan ia pulang ke rumah.

                                                                      *** *** ***
Anak lelaki itu kini sedang duduk bersama ayahnya disebuah restoran. Keduanya memakai setelan jas yang menawan, dengan sepucuk mawar merah terselip di saku jas abu-abu mereka.

Kepala anak lelaki itu terasa sedikit berputar betapa aroma napas gadis mungil itu masih saja seperti akan membius nya hingga ia mati.

“Kau baik-baik saja?” Tanya ayah nya ketika melihat anak lelaki nya hanya menggelengkan kepalanya dari tadi.

“Tentu saja, aku hanya kurang tidur tadi malam Otou san.” Ucap anak lelaki itu meyakin kan.

Dan perlahan entah mengapa tiba-tiba suara merdu khas musim semi terdengar ditelinga anak lelaki itu samar-samar. Mengalun lembut sampai ia memejamkan matanya, terbuai.

Ia tidak sadar bahwa tamu yang mereka tunggu kini telah berada dihadapan nya, sampai Otou san menepuk pundaknya pelan.

“Hey.. mereka sudah datang, perkenalkan .. Eiji, ini Ryoko dan anak nya Takara. Mereka adalah  keluarga kita yang baru.” Papar Otousan sambil menunjuk dan akhrinya pada Takara. Gadis mungil yang kemarin meminta sebuah ciuman darinya.

                                                                     *** *** ***
Klontang~ Klontang~~

Kini gadis mungil dan anak lelaki itu tengah duduk dibangku belakang rumah baru mereka. Mereka terdiam menikmati senja yang menyinari tubuh mereka, terasa hangat namun seperti ada beribu jarum dalam setiap sinarnya. Awan nya sangat bagus, namun seperti awan di sore hari ketika musim hujan yang mendung yang mengandung petir yang kapan saja siap menggelegar.

Kedua nya hanya terdiam.

“Kau bilang kau akan mati. Hari ini..” Tanya anak lelaki itu akhirnya, tak kuasa membuka mulutnya terasa kering lebih dari ini.

Wussssh~~~ angin kembali berhembus.. menyampurkan semua bayangan-bayangan tentang gadis mungil ini menjadi satu. Semakin nyata. Bukan hanya potongan tentang bibirnya, wangi napasnya atau tubuhnya yang manis tetapi menjadi sebuah kenyataan di semua bayangan khayalan nya.

Mata anak lelaki itu melirik wajah gadis mungil itu perlahan dan begitu ia merasa sangat sakit ketika bayangan kelopak bunga sakura yang sedang jatuh kini ada lagi bercampur dengan wangi musim semi.

“Kau mempermainkan aku!” Seru anak lelaki itu berdiri, ketika merasa otaknya akan segera rusak sebentar lagi.

“Aku memang akan mati.Mungkin aku sudah mati. Hari ini aku baru saja mati, mematikan hati ini yang selalu berkembang dan selalu mencintaimu Eiji, karena kita adalah keluarga sekarang.” Jawab gadis mungil itu dengan masih duduk di kursi. Sepasang kakinya yang pendek ia gerak-gerakan, penghilang rasa ‘sakit’ yang saat ini sedang menjalarinya.

“Kau.. bagaimana bisa?!” Tanya Eiji lagi.

“Bagaimana awalnya aku mencintamu atau aku membunuh cinta itu?”
“Aku tak tahu Eiji, aku hanya mencintai mu begitu saja ketika aku melihatmu meyebrang di zebra cross ketika akan pulang sekolah. Dan aku membunuh cinta ini seperti akan meminum racun. Aku mencoba dan pelan-pelan racun itu akan menyebar, akan membunuh perlahan dan semoga rasa ini hilang.”

Wusssh~~~~ angin kembali berhembus membuat rambut panjang gadis mungil itu bergoyang. Anak lelaki itu perlahan membalikan tubuh menghadapnya.

Wussssh~~~ angin berhembus lebih kencang kali ini menyelimuti tubuh dan sepasang mata mereka yang saling memandang, dan untuk pertama kalinya Eiji hidup di dunia, ia berharap Takara.. gadis mungil yang datang dan mengaduk-aduk persaan nya dengan begitu cepat ini dapat benar-benar mati, hari ini.
                                                                                                                     END~

randooom one. judulnya tetsunya (nama seorang anak lelaki yg berarti bijaksana -(penderitaan) asa nyambung aja sama cerita ini LOL entah dari mana itu. tadi lagi liat2 gambar anime  tumblr yg galau. eh kebayang ini.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Drabble - Booooom like dust

Mataku menatap matamu yang kelam. Seperti melihat ngarai didalam nya. Lama kita saling berpandangan, dan booommmm… seperti ada abu melebur diantara kita, seperti hujan abu vulkanik. Debu-debu itu melayang bergesekan dengan udara, seperti enggan menahan gravitasi yang menariknya.

Begitupula aku, kini.. padamu.

Matamu yang hitam.. begitu kelam seperti ada ngarai didalam nya, berubah menjadi sepasang tangan yang memanggil-memanggil jiwaku untuk bersamamu.

Matamu yang hitam.. begitu kelam seperti ada ngarai didalam nya, berubah menjadi sehamparan ilalang di sore hari  yang dipenuhi ranjau, begitu mematikan.. begitu indah, kombinasi dari dua hal yang bertentangan.

Lalu kulihat tangan mu  bergetar ketika mengambil sebuah rokok dan menyulutnya kemudian.

Setelah itu sepasang matamu semakin menatap ku tajam entah ada apa, dan wuussshhh….. asap mengebul keluar dari mulutmu, menyembur mengusap wajah ku.

Kau tersenyum licik. Aku hanya mengerjeap kemudian kau tertawa-tawa dan pelan memalingkan tubuhmu, menjauh.. pergi meninggalkan aku.
END~
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS