Aku sedih
Subhanallah, Allah.. aku sakit . Telinga dan hati aku panas, rasanya mulut aku pengen mengeluarkan sumpah serapah yang aku bisa katakan, Astagfirullahhalaadzim.. aku tahu Allah aku salah, aku hanya sedih, kecewa dengan diri sendiri yang terlihat tak mampu.
Padahal aku udah usaha (meski tak maksimal, aku menyadari itu..) aku berdoa.. (entah,mungkin Allah melihat aku setengah hati) aku belum berhasil menggapai apa yang aku inginkan.
aku ikut ujian masuk, ada halangan, entah kalau misalkan ini terguran mu atas segala dosa yang selama ini aku lakukan, apa ini diakumulasikan hingga membuat aku seperti ini, atau memang sudah waktu nya aja aku diberi ujian sama Allah.
"Rejeki siapa yang tahu,"
aku tahu itu.. dan setiap orang tak mengayngka nasib membawanya kemana, ..
Allah, apa aku akan lulus Ujian Masuk kali ini ?
aku sudah berusaha belajar semampu aku yang aku bisa, meski hawa malas itu terus aja menjalar keseluruh tubuh dan pikiran aku,
aku bahkan jadi "Penjilat" (aku merasanya begitu) kepadamu, aku malu Allah.. karena aku bersikap seperti itu kepada Mu, tapi aku tahu.. Allah semakin enggak memperhitungkan atau gak mendengar doa aku kalau aku malah sok-sokan berpegang sama gensi aku buat engga menjilat kepada mu, aku tahu kata-kata ini menjijikan, cuman itu yang aku pikir.
aku munafik sekali.. sungguh, tapi aku tak tahu lagi harus berbuat apa.
aku hanya berharap Allah benar-benar mengabulkan cita-cita ku, tapi rasa "sia-sia" tak bisa aku bohongi kalo itu terbayang dipikiran aku, aku tahu.. Allah, gak ada yang sia-sia di dunia ini, ada hikmah dibaliknya, cuman mungkin Allah menyimpan manfaat buat ku dilain jalan.
Tapi buat aku mudah untuk mengerti Allah, dan menerimanya.
Aku enggak tahu tanggal 5 nanti, tangan aku bakal bergetar dan hati aku was-wasnya bersa kayak gimaan buat melihat nama aku ada di daftar orang yang lulus atau sama sekali tak ada disana.
rasanya aku pengen nagis, memikirkan nya meski untuk sekarang-hal yang belum terjadi.
aku sedih-mengingat aku menangsi mengetahui aku menangis lagi,
aku sungguh malas untuk nangis nanti kalo aku gagal.
tapi aku manusia,hal sedih yang menyergapku.. aku tak tahu, aku bukan manusia super, aku pasti memangis.
aku benci, Allah sesungguhnya kalo memikirkan aku akan menangisi nanti kalau kegagalan itu nyata padaku. tapi aku tak tahu harus bagaimana lagi selain menangis.
akum erasa sia-sia menagis kalo hasilnya sama saja-yaitu belum berjodoh,
rasanya aku sia-sia belajar kalau hasilnya belum berjodoh,
aku sedih aku tahu, aku manusia yang pesimis sekarang.
aku takut kalo pikiranku terus begini, Allah akan mengijabah segala hal yang aku takutkan, tapi kau juga gak bisa-gak mau sok-sokan percaya diri pada hal yang belum pasti dan aku takut terlalu tinggi-nanti aku tellau sakit ketika aku terjatuh.
aku enggak tahu, aku harus bagaimana..
mencari jalan tengahnya mungkin, tapi apa ?
aku enggak tahu.
panas rasanya mendengar orang lain seperti apa, kemana. bukan iri. cuman aku merasa engga berguna, aku merasa "sebodo itukah aku ?"
aku engga tahu Allah, tunjukan apa yang terbaik buat hamba.
aku tak tahu ~
Padahal aku udah usaha (meski tak maksimal, aku menyadari itu..) aku berdoa.. (entah,mungkin Allah melihat aku setengah hati) aku belum berhasil menggapai apa yang aku inginkan.
aku ikut ujian masuk, ada halangan, entah kalau misalkan ini terguran mu atas segala dosa yang selama ini aku lakukan, apa ini diakumulasikan hingga membuat aku seperti ini, atau memang sudah waktu nya aja aku diberi ujian sama Allah.
"Rejeki siapa yang tahu,"
aku tahu itu.. dan setiap orang tak mengayngka nasib membawanya kemana, ..
Allah, apa aku akan lulus Ujian Masuk kali ini ?
aku sudah berusaha belajar semampu aku yang aku bisa, meski hawa malas itu terus aja menjalar keseluruh tubuh dan pikiran aku,
aku bahkan jadi "Penjilat" (aku merasanya begitu) kepadamu, aku malu Allah.. karena aku bersikap seperti itu kepada Mu, tapi aku tahu.. Allah semakin enggak memperhitungkan atau gak mendengar doa aku kalau aku malah sok-sokan berpegang sama gensi aku buat engga menjilat kepada mu, aku tahu kata-kata ini menjijikan, cuman itu yang aku pikir.
aku munafik sekali.. sungguh, tapi aku tak tahu lagi harus berbuat apa.
aku hanya berharap Allah benar-benar mengabulkan cita-cita ku, tapi rasa "sia-sia" tak bisa aku bohongi kalo itu terbayang dipikiran aku, aku tahu.. Allah, gak ada yang sia-sia di dunia ini, ada hikmah dibaliknya, cuman mungkin Allah menyimpan manfaat buat ku dilain jalan.
Tapi buat aku mudah untuk mengerti Allah, dan menerimanya.
Aku enggak tahu tanggal 5 nanti, tangan aku bakal bergetar dan hati aku was-wasnya bersa kayak gimaan buat melihat nama aku ada di daftar orang yang lulus atau sama sekali tak ada disana.
rasanya aku pengen nagis, memikirkan nya meski untuk sekarang-hal yang belum terjadi.
aku sedih-mengingat aku menangsi mengetahui aku menangis lagi,
aku sungguh malas untuk nangis nanti kalo aku gagal.
tapi aku manusia,hal sedih yang menyergapku.. aku tak tahu, aku bukan manusia super, aku pasti memangis.
aku benci, Allah sesungguhnya kalo memikirkan aku akan menangisi nanti kalau kegagalan itu nyata padaku. tapi aku tak tahu harus bagaimana lagi selain menangis.
akum erasa sia-sia menagis kalo hasilnya sama saja-yaitu belum berjodoh,
rasanya aku sia-sia belajar kalau hasilnya belum berjodoh,
aku sedih aku tahu, aku manusia yang pesimis sekarang.
aku takut kalo pikiranku terus begini, Allah akan mengijabah segala hal yang aku takutkan, tapi kau juga gak bisa-gak mau sok-sokan percaya diri pada hal yang belum pasti dan aku takut terlalu tinggi-nanti aku tellau sakit ketika aku terjatuh.
aku enggak tahu, aku harus bagaimana..
mencari jalan tengahnya mungkin, tapi apa ?
aku enggak tahu.
panas rasanya mendengar orang lain seperti apa, kemana. bukan iri. cuman aku merasa engga berguna, aku merasa "sebodo itukah aku ?"
aku engga tahu Allah, tunjukan apa yang terbaik buat hamba.
aku tak tahu ~
0 Response to "Aku sedih"
Posting Komentar